Selama ini Sobat Treasury mungkin sering mendengar kata-katatoxic relationship, alias hubungan yang tidak sehat dan bikin kita tidak nyaman dalam menjalaninya. Tapi, pernahkah mendengar soal toxic financialship? Walau mungkin masih asing, ternyata toxic financialship, alias interaksi kurang sehat yang terkait dengan keuangan itu bisa jadi salah satu penyebab hubungan yang tidak sehat, lho!
Toxic financialship adalah kondisi di mana seseorang rela melakukan apa saja untuk bisa membahagiakan pasangannya, walau tindakannya kadang merugikan diri sendiri, terutama di sektor keuangan. Seperti, jadi ATM berjalan, misalnya. Atau kecenderungan untuk menampilkan kesan orang ada alias orang kaya, yang malah membuat seseorang jadi tidak mengatur keuanganannya dengan baik.
Nah, kondisi begini, menurut pakar keuangan Aidil Akbar, bisa berdampak terhadap kesehatan hubungan itu sendiri, karena pada akhirnya akan ada satu pihak yang dirugikan, baik secara fisik, mental maupun materi. Dari toxic financialship berujung menjadi toxic relationship yang mendera kebebasan kita sendiri.
Ciri-ciri Toxic Financialship
Ada beberapa ciri-ciri hubungan keuangan yang toxic, coba cek apakah Sobat Treasury pernah atau tengah mengalaminya?
Rela Menjual Aset untuk Menyenangkan Pasangan
Kadang, karena gengsi, kita berusaha menampilkan gaya paling hits, memberikan hadiah paling hits. Tren ‘beli sekarang – bayar akhir bulan’ juga seolah memudahkan cita-cita ‘mulia’ ini. Akibatnya, harus gali lubang tutup lubang demi memenuhi gaya hidup. Bahkan kadang sampai menjual aset berharga demi mendapat suntikan dana untuk menyeanangkan kekasih hati. Kalau sudah begini, hati-hati ya, karena kalau dibiarkan, bisa-bisa simpanan habis semua!
Coba terbuka dan jujur tentang kondisi sebenarnya, jika ia nyaman-nyaman saja, selamat ya, kamu sudah bersama orang yang tepat!
Terlalu Boros
Demi menyenangkan orang terkasih, bela-belain menghabiskan uang untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Kadang sampai berpikir, ‘bayarnya gampang, nanti saja, yang penting dia senang’. Coba dikurangi borosnya, perbanyak quality time tanpa harus menghabiskan banyak uang, karena yang penting kan kebersamaan.
Bela-belain Beli Barang dengan Cara Dicicil
Punya cicilan itu bukan dosa, asalkan kita mampu membayar cicilan tepat waktu dan digunakan untuk membeli hal-hal penting, seperti cicilan rumah, mobil atau laptop. Tapi kalau sampai bela-belain nyicil demi bisa beliin sepatu hypebeast buat pacar, mungkin jangan sering-sering ya. Kalau pacar sampai marah karena kamu berhenti membelikannya barang, bisa jadi hubunganmu memang sudah enggak sehat dan butuh diobrolin baik-baik lagi.
Dari list ini, ada kah yang kamu rasakan? Atau justru kamu lagi melakukan hal-hal ini? Jika iya, segera diobrolin ya, biar hubungannya tidak menjadi toxic. Karena sayang banget, ketika kita ada di dalam toxic financialship ini terus simpanan kita terbuang begitu saja, padahal ada banyak hal penting lain yang bisa dilakukan dengan simpanan kita ini.