Perencanaan keuangan bukan hanya dilakukan untuk konsumsi dan penyimpanan namun, juga asuransi kesehatan dan dana pensiun. Banyak orang mungkin salah satunya adalah Sobat Treasury belum memiliki dana pensiun karena dirasa tua itu masih lama.
Padahal, masa-masa produktif seperti saat ini adalah saat yang paling tepat untuk mulai mempersiapkan dana pensiun. Treasury punya beberapa tips agar kalian bisa mempersiapkan dana pensiun dengan matang, tanpa harus menjadi beban keuangan di masa produktif seperti saat ini.
1. Memahami Prioritas
Anggaran untuk memenuhi gaya hidup, bisa dibilang punya budget yang lebih tinggi dibandingkan budget nabung/bulan. Masalah ini yang membuat generasi muda tidak bisa mebedakan mana keinginan dan kebutuhan.
Padahal dengan mengetahui mana prioritas yang harus dipenuhi, Sobat Treasury akan lebih mudah mengatur keuangan dan nenabung demi masa depan. Adapun memang benar beberapa keinginan kadang-kadang bias dengan kebutuhan, misalnya nongkrong.
Definisi nongkrong kerap kali negatif untuk keuangan kita karena yang dilakukan adalah menghabiskan waktu bersama teman untuk berbincang. Namun, kebiasaan ini bisa diantisipasi dengan menyeleksi pertemuan. Misalnya dengan siapa kita nongkrong dan ngobrol.
Misalnya teman lama, atau realasi kerja. Keuntungannya yaitu menambah relasi, kenalan, pengetahuan dan pengalaman baru dari orang-orang yang positif.
Seleksi memang susah namun wajib dilakukan saat keuangan terbatas, meskipun terkesan itungan seleksi harus dilakukan agar setiap kegiatan yang Sobat Treasury lakukan lebih bermanfaat.
2. Membuat Pos Pengeluaran
Pos pengeluaran wajib diterapkan juga. Kegiatan ini lebih baik dilakukan pada saat Sobat Treasury baru gajian. Untuk generasi muda yang sulit untuk menabung, sebaiknya menabung tidak menunggu sisa, namun dianggarkan atau dipotong secara khusus sejak gaji masuk ke rekening.
Dari sana, kamu bisa mengatur uang sesuai kebutuhan. Kalaupun belum tau berapa presentase gudgeting yang sehat. Yuk Treasury kasih tips.
Misalnya, 40-30-20-10. Maksudnya?
Pos anggaran dan perencanaan dilakukan sesuai prioritas. Pembagiannya adalah 10% untuk sosial atau lifestyle, 20% post masa depan seperti tabungan dan investasi, 30% untuk cicilan (jika ada), 40% kebutuhan konsumsi seperti sewa hunian, konsumsi sampai transportasi.
Yuk bisa yuk..
3. Don’t You Dare untuk Ngutang!
Utang itu adalah perusak budgeting di bulan depan. Utang yang dilakukan karena kondisi darurat sih gak apa-apa ya. Tapi utang yang dilakukan untuk memenuhi gaya hidup? don’t you dare!
Kenapa?
Karena berhutang untuk gaya hidup hanya akan menambah beban ke bulan selanjutnya.
Dimana bulan ini misalnya Sobat Treasury khilaf traktir teman sedivisi makan saat ulang tahun atau kalap beli berbagai keinginan diskon di toko online, beban itu tidak akan berakhir dan hanya menambah beban di bulan-bulan selanjutnya.
Fungsi budgeting untuk post pengeluaran dan paham prioritas adalah untuk menghindari defisit pendapatan.
So, if you understand... dan menjalankan skema managemen keuangan dari paham prioritas dan post pengeluaran langkah selanjutnya agar terlepas dari berhutang adalah menahan diri.
Kalau gak bisa menahan diri dan tahu prioritas, apa kamu gak malu ngutangin kamu berulang kali di bulan depan?
Atau siap-siap kamu males lihat gaji bulan depan yang makin sedikit karena dipotong otomatis buat bayar cicilan utang kamu.
Jadi Sobat Treasury, bijak-bijak pakai uang ya..
4. Menyiapkan dana Pensiun
Memasuki masa pensiun, kamu gak akan butuh kopi kekinian, baju jutaan dan tas eksklusif jahitan tangan. Hal yang kamu butuhkan adalah hunian, tabungan dan akses kesehatan yang lengkap. Dua hal itu akan menjadi teman sejati kamu di masa tua.
Maka dari itu, sangat penting untuk mempersiapkan dana pensiun selagi masih muda. Agar, saat tubuh yang sudah tak lagi produktif, masih bisa menikmati hidup masa tua dengan bersahaja.
Hidup di masa tua bisa tenang dengan menggunakan dana tabungan yang kamu kumpulkan di masih muda.
Indah bukan?
5. Mulai Investasi yang Ramah dan Aman
Langkah yang satu ini adalah hal yang paling penting. Uang bukan satu-satunya instrumen investasi, beberapa investasi jangka panjang yang bisa kamu pilih untuk menabung adalah emas. Selain mudah untuk dibeli dan disimpan. Emas juga sudah digunakan sejak ribuan tahun lalu untuk mengamankan nilai dan harta.
Untuk generasi milenial yang masih ngekos dan ngontrak membeli emas dalam bentuk fisik mungkin jadi keresahan tersendiri, karena bingung kan mau taruh di mana.
Namun, saat ini sudah ada emas digital yang nilainya tetap aman meski disimpan bertahun tahun. Emas digital sama sifatnya seperti emas fisik, hanya saja penyimpanannya dilakukan oleh penyedia jasa layanan seperti Treasury yang sudah mendapat izin operasional perdagangan legal dari Kementerian Perdagangan.
Penyimpanan emas digital sudah disertai dengan asuransi dan disimpan di tempat yang aman, sama halnya seperti menabung uang di bank.
Investor bisa melihat saldo setiap saat sama seperti melihat saldo di mobile banking. Bagi investor pemula sebenarnya menabung emas sudah bisa dilakukan melalui aplikasi digital.
Saat ini beberapa platform terpercaya menyediakan jasa cicil emas sehingga tidak perlu ribet dan modal yang besar. Cukup dengan Rp 5.000, Sobat Treasury bisa mulai berinvestasi di logam mulia jenis emas. Keuntungan yang Sobat Treasury dapat juga cukup menggiurkan loh. Bagaimana caranya?
Coba deh investasi Investasi emas di Treasury bisa Sobat Treasury lakukan mulai dari Rp5.000, lebih murah dari harga segelas es kopi susu!
Banyak keuntungan yang Kamu dapatkan investasi emas di Treasury.
Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT. Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun Kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2×24 jam.
Lebih dari itu, Kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!
