Tahukah Sobat bahwa dalam berinvestasi ada beberapa strategi yang biasa digunakan oleh para investor ahli untuk memaksimalkan keuntungan.
Beberapa strategi yang umum digunakan adalah Lump Sum dan DCA. Mungkin istilah ini masih awam didengar, namun Sobat tidak perlu khawatir.
Treasury akan mengupas tuntas pengertian serta keuntungan dan kerugian dari masing-masing strategi ini dalam ulasan berikut ini. Simak di bawah untuk informasi selengkapnya!
Pengertian Umum Strategi Lump Sum
Strategi investasi lump sum dilakukan dengan cara melakukan investasi dalam jumlah besar dan dalam satu waktu sekaligus di awal. Artinya Sobat perlu mengalokasikan dana yang besar untuk mulai berinvestasi.
Strategi lump sum umumnya diterapkan oleh investor yang memiliki nominal penghasilan tidak tetap setiap bulannya. Sehingga saat penghasilannya di atas rata-rata, dana yang berlebih akan dialokasikan sebagai investasi.
Pengertian Umum Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
Strategi Dollar Cost Averaging (DCA) merupakan investasi yang dilakukan secara teratur dan konsisten dalam jumlah yang sama. Jika Sobat menggunakan strategi investasi ini, maka Sobat perlu membagi target investasi.
DCA dilakukan dengan memasukkan sejumlah dana yang jumlahnya sama baik berupa dolar atau rupiah ke dalam rentang waktu tertentu. Sehingga dana yang perlu dikeluarkan untuk investasi setiap bulannya akan sama.
Penerapan Strategi Lump Sum vs. Dollar Cost Averaging (DCA) dalam Investasi Emas
Setelah mengulas pengertian dari masing-masing strategi di atas, ternyata keduanya dapat diterapkan dalam investasi emas. Untuk mempermudah, Sobat bisa menyimak contoh studi kasus penerapan kedua strategi di atas ke dalam investasi emas berikut ini.
Misalkan Sobat memiliki Rp 120 juta untuk diinvestasikan dalam emas. Sobat bisa mempertimbangkan penggunaan dua strategi investasi antara DCA dan Lump Sum.
Jika menggunakan strategi DCA maka Sobat akan menginvestasikan Rp 10 juta per bulan selama 12 bulan. Sedangkan jika Sobat memilih strategi Lump Sum, maka Rp 120 juta akan diinvestasikan sekaligus pada satu waktu.
Untuk membuat simulasi perhitungan harga emas, kita akan memisalkan harga emas saat ini adalah Rp 1.000.000 per gram dengan asumsi kenaikan harga sebesar 2% per bulan.
Berdasarkan asumsi di atas, jika Sobat menggunakan strategi Lump Sum, maka aset yang diinvestasikan pada bulan Januari sebesar Rp 120.000.000 dan Sobat akan mendapatkan emas seberat 120 gram.
Sedangkan jika Sobat menggunakan strategi DCA maka perhitungannya akan seperti berikut.
Tabel Perhitungan DCA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan perhitungan di atas, jika Sobat menggunakan Strategi Lump Sum maka jumlah set emas Sobat adalah 120 gram. Sedangkan jika Sobat menggunakan strategi DCA maka jumlah aset emas Sobat adalah 108,86 gram.
Strategi Investasi Emas Mana yang Lebih Menguntungkan? Lump Sum vs. DCA
Jika dilihat sekilas berdasarkan studi kasus di atas, strategi Lump Sum memang lebih menguntungkan karena memiliki jumlah aset yang lebih besar. Namun keuntungan dan kerugian tidak semata-mata hanya dilihat dari jumlah akhir aset yang dimiliki.
Sobat perlu mengingat bahwa kenaikan harga emas tidak selalu sama setiap bulannya. Dalam kenyataan, harga emas selalu naik dan turun setiap harinya.
Berdasarkan simulasi di atas, penerapan strategi Lump Sum diasumsikan dilakukan di awal periode yang mana memiliki nilai emas terendah. Namun dalam penerapan di dunia nyata, bagaimana Sobat bisa menentukan nilai terendah emas?
Berikut adalah rangkuman keuntungan dan kerugian dari masing-masing strategi yang digunakan untuk berinvestasi emas.
Keuntungan Strategi Lump Sum:
- Potensi Pengembalian Tinggi: Jika harga emas naik setelah investasi, lump sum memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari kenaikan tersebut
- Biaya Transaksi Lebih Rendah: Hanya ada satu kali transaksi sehingga biaya transaksi lebih rendah
Kerugian Strategi Lump Sum:
- Modal Besar: Sobat perlu mempersiapkan modal yang besar di awal untuk berinvestasi dengan strategi ini
- Risiko Tinggi: Risiko kehilangan nilai lebih besar jika harga emas turun setelah investasi
- Psikologis: Dapat menimbulkan kecemasan jika harga emas mendadak turun setelah investasi
Keuntungan Strategi DCA:
- Mengurangi Risiko Volatilitas: DCA membantu mengurangi dampak volatilitas (naik turunnya harga pasar) dengan membeli emas pada harga rata-rata yang bervariasi.
- Psikologis: Memberikan kenyamanan psikologis dengan menghindari kekhawatiran bahwa Sobat mungkin membeli pada saat harga tinggi
Kerugian Strategi DCA:
- Biaya Transaksi: DCA dapat meningkatkan biaya transaksi karena melakukan beberapa pembelian
- Opportunity Cost: Jika harga emas cenderung naik, DCA mungkin memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan investasi lump sum
Setiap strategi pasti memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Ketika Sobat sudah mengetahuinya, maka kini saatnya Sobat menentukan mana strategi yang sesuai dengan kondisi finansial.
Sobat tidak perlu khawatir, strategi apapun yang dipilih, Treasury siap menyediakan layanan investasi emas bebas biaya transaksi dan yang pasti menguntungkan! Kok bisa?
Bisa dong! Karena Treasury merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI dan telah terdaftar di KOMINFO, sehingga transaksi Sobat sudah pasti aman dan terjaga.
Selain itu Treasury punya banyak diskon dan hadiah menarik yang bisa Sobat gunakan untuk memaksimalkan keuntungan Sobat saat berinvestasi!
Jadi tunggu apalagi? Yuk segera berinvestasi emas di Treasury!