Tips Keuangan
Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Gaya Hidup Minimalis dengan Frugal Living
Treasury Author
Kamis, 19 Januari 2023

Sobat Treasury, apakah kamu pernah mendengar istilah frugal living?

Ya, frugal living merupakan gaya hidup hemat yang fokus kepada beberapa prioritas keuangan. Seorang “penganut” frugal living memikirkan tujuan utama keuangan dan cara mencapai financial goal. Sebagai contoh, kamu ingin membeli rumah seharga Rp300 juta atau ingin pensiun dini pada usia 45 tahun.

Namun, tidak sedikit orang sering menyamakan frugal living dengan hidup minimalis. Memang, keduanya sama-sama menerapkan gaya hidup hemat dan sederhana. Padahal, dua gaya hidup ini berbeda, lho.

 

Penasaran seperti apa bedanya? 

Dari pengertiannya, minimalis membuat kita meminimalisir jumlah harta benda yang tidak diperlukan untuk hidup sederhana. Artinya, cukup membeli apa saja yang diperlukan. Misalnya, kamu pergi ke supermarket untuk membeli nugget. Sesampainya di sana, barang yang dibeli hanyalah itu. Kamu tidak akan membeli barang-barang lain seperti minuman kemasan. Tentu saja gaya hidup ini berpengaruh terhadap dompet. 

Sementara itu, frugal living “memaksa” kamu untuk menekankan efisiensi serta menghemat sumber daya berupa uang, waktu, dan energi. Dengan gaya hidup ini, kamu bisa saja memiliki banyak pertimbangan ketika membeli barang, seperti mana yang lebih murah dan beli di mana. 

Menurut Fidelity, ada lima kunci perbedaan hidup minimalis dengan frugal living.

Pertama, minimalis tidak terlalu memperdulikan jumlah uang yang dihabiskan, sedangkan frugal living justru menekan banyak uang yang harus dikeluarkan. Hidup minimalis membuat seseorang mengurangi jumlah barang yang dimiliki. Tapi, membeli lebih sedikit barang tidak menjamin kamu mengeluarkan uang yang minim pula. Gaya hidup minimalis ini bisa saja membuatmu berinvestasi ke produk kelas atas yang lebih awet dan nggak perlu ganti selama beberapa tahun.

Sebaliknya, gaya hidup frugal living justru membuatmu untuk mengeluarkan uang seminim mungkin. Tak jarang mereka memanfaatkan diskon e-commerce atau promo di supermarket.

Kedua, frugal living tidak serta-merta keberatan dengan penambahan harta. Asalkan, harta benda itu bermanfaat dan didapat dengan cara ekonomis. Seorang yang hemat tidak akan keberatan untuk membeli, misalnya, satu set peralatan obeng, dengan harga yang diskon.

Sementara itu, seorang minimalis akan membeli set obeng dengan kualitas yang lebih bagus. Tentu saja dia berharap agar barang itu lebih awet untuk dipakai. Prinsipnya, mending mahal sekalian asalkan awet.

Ketiga, gaya hidup minimalis fokus ke objek fisik. Ada seorang minimalis yang suka baca buku. Dia akan memilih untuk membeli perangkat e-reader daripada membeli rak buku. Anggapannya, perangkat ini bisa memuat banyak buku digital yang bisa dibaca. Dia juga berpikir beli rak buku untuk menyimpan banyak buku akan makan tempat dan biaya yang lebih besar.

Sementara itu, orang yang hemat turut memikirkan biaya untuk belanja rak buku dan perawatannya. Orang yang menganut frugal living juga akan mempertimbangkan biaya ekstra ketika punya buku digital karena tidak bisa “tukeran buku” dengan teman.

Keempat, orang yang bergaya hidup minimalis punya sedikit batasan terhadap pembelian berdasarkan pengalaman. Tipe ini lebih suka mengalihkan hal-hal bersifat materi kepada pengalaman. Sementara itu, orang yang hemat akan berpikir apakah pengeluaran itu worth atau nggak? “Garis” ini berlaku untuk pembelian barang fisik atau pengalaman bagi mereka.

Kelima, orang minimalis cenderung membeli barang lebih sedikit, sedangkan penganut frugal living lebih senang membeli dalam partai besar. Mereka percaya beli barang grosiran jauh lebih murah daripada eceran.

Dengan belanja hemat, tentu mereka bisa menyisihkan uang lebih banyak untuk ditabung atau diinvestasikan. Kamu bisa menabung sisa uang belanja itu ke emas.

Ada banyak kelebihan emas yang bisa dijadikan sebagai tabungan. Selain tahan karat dan inflasi, logam mulia ini juga punya harga yang cenderung stabil dibandingkan dengan instrumen lainnya. Selain itu, harganya bisa naik setiap tahun. Harga belinya pun lebih murah daripada instrumen keuangan lainnya. Kamu bisa membeli emas digital dengan harga nggak sampai ratusan ribu rupiah. Bahkan, dengan recehan, Sobat Treasury bisa langsung punya emas!

Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa dijadikan pilihan untuk menabung. Harga emas yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada segelas es kopi cincau, kan?

Tidak hanya itu, Treasury juga menawarkan banyak keuntungan. Selain keamanan dan legalitasnya terjamin karena terdaftar di otoritas terkait, ada jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki. Kamu juga bisa mencetak emas digital menjadi logam mulia batangan mulai dari 0.1 gram. Menarik kan?

Ada juga fitur-fitur lainnya yang ditawarkan Treasury. Apa saja? Yuk download aplikasi Treasury biar tahu jawabannya.

 

Artikel Populer
Tips Keuangan
5 Cara Mengecek Emas Asli atau Palsu Anti Ditipu ala Treasury
Dayinta
Senin, 22 Juli 2024
Tips Keuangan
Bakal Dominasi Dunia Karier, Begini Karakteristik Generasi Z
Treasury Author
Sabtu, 15 Oktober 2022
Koin & Perhiasan
Unik, Begini Cara Menghitung Mahar Nikah di Aceh
Treasury Author
Rabu, 07 September 2022