Sobat Treasury, tahukah kamu jika kerugian masyarakat Indonesia dengan praktik Pinjaman Online Ilegal sudah mencapai ratusan triliun. Angka dari Katadata menyebutkan bahwa 2017 hingga 2021 hanya di kisaran 1-6 triliun rupiah. Namun pada 2022 melonjak hingga 120,79 triliun rupiah. Angka yang sangat fantastis bukan?
Di satu sisi masyarakat Indonesia sadar bahwa menggunakan pinjaman online dengan bunga selangit adalah sesuatu yang salah, namun hal ini ternyata tak bisa dihindari lantaran minimnya kesadaran masyarakat menyiapkan dana darurat, dana yang harusnya bisa mereka siapkan ketika keadaan mendesak. Masyarakat lebih memilih membayar bunga gila-gilaan dari pinjaman online.
Para korban terjebak pinjol ilegal dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, pelaku usaha, ASN, hingga pengajar. Belakangan malah viral terjerat pinjol lalu bunuh diri. Rendahnya gaji yang didapatkan menjadi salah satu penyebab seseorang memilih pinjol ilegal untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Ironisnya sebagian debitur pinjol ilegal hanya untuk memenuhi gaya hidup, seperti membeli barang-barang fesyen, bahkan menghabiskan uang sekadar untuk bersenang-senang, dan bahkan judi online.
Bunga yang ditetapkan selangit. Pinjol legal atau yang resmi dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditetapkan batas maksimal bunga 0,4 persen per hari atau 12 persen setiap bulan.Sementara rata-rata bunga di pinjol ilegal satu hingga empat persen per hari atau mencapai 120 persen dalam sebulan. Namun di situasi darurat atau mendesak, masyarakat nekat memakai pinjaman online karena memang minimnya literasi mengelola keuangan.
Putus Kebiasaan Pinjol dengan Dana Darurat
Data OJK pada 2022, angka masyarakat Indonesia yang terkategori baik (well literate) tingkat literasi keuangannya baru mencapai 49,68 persen. Untuk itu, percepatan improvement tingkat literasi masyarakat. Pengenalan lebih luas ke masyarakat mengenai arti penting simpanan, salah satunya dana darurat, dirasakan perlu untuk menjadi pemutus siklus terjerat dari pinjaman online.
Perencana Keuangan I Nyoman Bhawa Laksana mengungkapkan jika seseorang benar-benar tidak mau terjerat pinjaman online, sebaiknya memiliki dana darurat. Bhawa menuturkan, seseorang cenderung melakukan pinjol karena tidak memiliki dana darurat. “Satu-satunya cara agar terhindar dari bujuk rayuan pinjol adalah memiliki dana darurat yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi,” kata Bhawa dilansir dari Republika.
Faktanya, data dari lifePal pada 2021 ada 9,3 persen dari total keseluruhan penduduk Indonesia yang memiliki dana darurat. Dana darurat Perlu dipahami, dari sifat penggunaannya, dana darurat baru dirasakan manfaatnya saat hal-hal seperti; bersifat mendadak, di luar rencana atau ekspektasi, serta kadang tidak terukur jumlahnya. Kendati kepastian penggunaan dana darurat tidak seorangpun tahu, namun dapat dipastikan bahwa semua orang membutuhkan dana darurat dan harus memilikinya, terlepas dari bagaimana cara kita memperolehnya.
Tujuan dari pemupukan dana darurat adalah sebagai bantalan, di mana hal pertama yang kita lakukan adalah menentukan terlebih dahulu jumlah yang diinginkan. Rule of thumbs besaran dana darurat berkisar 3-12 kali dari pengeluaran bulanan tergantung dari status. Untuk individu yang belum menikah, besaran dana darurat dapat dialokasikan sekitar tiga sampai enam kali pengeluaran bulanan. Sementara, bagi orang yang sudah berkeluarga, besarannya enam sampai dua belas kali pengeluaran bulanan.
Dana darurat dapat disimpan di berbagai tempat. Mengingat fungsinya adalah memenuhi kebutuhan yang mendesak, dana darurat sebaiknya mudah dicairkan. Biasanya orang menyimpan dana darurat dalam rupa tabungan di bank. Namun seharusnya dana darurat harus dibedakan dengan tabungan, karena harus dialokasikan dan ditempatkan secara terpisah dari rekening harian. Bahasa sederhananya, alokasikan dan lupakan, tanpa mengetahui kapan dana tersebut digunakan.
Ada alternatif lain untuk menyimpan dana darurat yang dapat dengan menawarkan keuntungan lebih besar. Salah satunya adalah menginvestasikan dana darurat dalam bentuk emas. Emas memiliki sejumlah kelebihan ketimbang instrumen investasi lainnya, yakni tahan inflasi dan mudah dicairkan. Kelebihan ini menjadikan emas cocok sebagai alternatif dana darurat.
Pada dasarnya, dana darurat adalah simpanan jangka panjang yang seharusnya tidak mudah terambil. Nilai emas setiap tahunnya semakin meningkat. Hal ini membuat emas cenderung tahan terhadap gempuran inflasi. Jadi, ketika menyisihkan dana darurat dalam emas, kamu tidak perlu lagi memperhitungkan penyusutan akibat terjadinya inflasi. Bahkan, untuk simpanan jangka panjang, salah satu instrumen investasi ini sangat menguntungkan.
Sama halnya dengan menabung secara konvensional, kamu bisa menganggap tabungan emasmu sebagai sumber dana darurat. Dengan rutin menabung emas sebagai salah satu bentuk investasi, semakin besar juga kemungkinan dalam memperkuat finansial kamu, dan yang terpenting adalah menyelamatkanmu dan jeratan pinjaman online dengan bunga tinggi yang mencekik.
Kabar baiknya, Di Treasury kamu bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu!
Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI. Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI.
Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!
Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!