Kabar Emas
Inflasi Turun Sesuai Ekspektasi, Harga Emas Tembus US$1.900
Treasury Author
Sabtu, 14 Januari 2023

Harga emas melesat lebih dari 1 persen dan tembus US$1.900 per ons. Logam mulia itu terbang berkat angka inflasi AS yang turun ke 6,5 persen.

Harga emas Treasury hari ini naik 0,16 persen ke Rp959.134 per gram. Kalau dibandingkan dengan seminggu sebelumnya, logam mulia itu turun 0,56 persen. Namun, dibandingkan dengan 30 Desember 2022, harganya justru meroket 2,17 persen dan menyentuh level tertinggi pada 9 Januari 2023 di Rp970.812. Di sisi lain, harga emas dunia di pasar spot melesat 1,1 persen ke US$1.896,30 per ons dan sempat menembus US$1.901,4 per ons—level tertinggi sejak Mei 2022. Lalu, harga emas berjangka AS juga ikut menguat 1,1 persen di US$1.898,8 per ons.

Analis di Standard Chartered, Suki Cooper, mengatakan dolar AS dan imbal hasil surat utang pemerintah yang melemah, menjadi dukungan bagi emas. Selain menjadi hambatan bagi emas, melemahnya dua instrumen bisa menandakan laju kenaikan suku bunga Fed akan mereda. Menurut Cooper, Federal Reserve bisa menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada Februari 2022 sebelum akhirnya berhenti, lalu turun pada semester II 2023. 

Indeks dolar AS turun 0,8 persen ke level terendah sejak awal Juni 2022. Ini menjadikan emas lebih menarik pagi pembeli dengan mata uang lainnya.

Penurunan angka inflasi ini menjadi sorotan para pejabat Federal Reserve. Mereka tetap bersikukuh kepada pendiriannya untuk membawa inflasi ke level 2 persen. Tarif suku bunga acuan mungkin akan lebih lambat naik, tetapi bisa bertahan lebih lama dan lebih tinggi. Investor kini memperkirakan ada 90 persen peluang suku bunga acuan naik 25 basis poin ke kisaran 4,5 persen-4,75 persen pada pertemuan Fed berikutnya.

 

Yang Terjadi Selama Sepekan

Ada sejumlah peristiwa penting yang terjadi selama sepekan ini. Pada awal minggu, harga emas menguat karena China mulai membuka batasan. Bank sentral China juga membeli emas untuk cadangan sebanyak 32 ton.

Kemudian, data ketenagakerjaan AS juga ikut mengerek harga logam mulia itu. Diketahui, jumlah tenaga kerja naik 223 ribu pada Desember 2022 dan rata-rata upah naik 4,6 persen secara tahun ke tahun.

Harga emas menembus level tertinggi selama delapan bulan. Penguatan logam mulia ini tak lain disebabkan oleh komentar pejabat Federal Reserve yang membuka kemungkinan laju kenaikan suku bunga Fed bisa naik 25-50 basis poin pada periode 31 Januari-Februari 2023. Ditambah lagi Kepala Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, yang menekankan bank sentral lebih berhati-hati di tingkat kalibrasi dengan memberikan kemungkinan suku bunga acuan lebih tinggi pada 2024. Pasar pun bertaruh suku bunga Fed akan naik 25 basis poin pada Februari dan berharap suku bungannya ada di bawah 5 persen pada Juni 2023. Peluang naik 25 basis poin pun kini sebanyak 75 persen.

Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, menegaskan tetap berkomitmen menekan inflasi hingga 2 persen. Walaupun ditentang politisi, dia bersikukuh akan menekan inflasi demi menurunkan harga barang. Menurut Powell, stabilitas harga merupakan hal yang utama bagi masyarakat. Pernyataan dia ini melemahkan dolar AS dan menguntungkan emas.

Harga emas bertahan di level puncak karena ada aksi ambil untung dari pedagang jangka pendek menjelang rilis inflasi. Mereka ingin tahu sejauh mana khasiat penurunan laju kenaikan suku bunga Fed. Analis memprediksi inflasi akan turun dari 7,1 persen pada November 2022 menjadi 6,5 persen pada Desember 2022. Ditambah lagi ada kekhawatiran dunia terhadap kasus Covid-19 di China.

Inflasi AS turun sesuai ekspektasi, yaitu 6,5 persen pada Desember 2022. Penurunan angka inflasi ini bisa membuka peluang Federal Reserve akan makin melambatkan laju suku bunga acuannya dan menurunkannya kembali. Suku bunga yang tinggi memang akan memudarkan pesona emas karena bisa meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. Kalau suku bunga turun, biaya peluang memegang emas batangan pun bisa berkurang. Dengan begitu, minat investor terhadap emas bisa bertambah naik.

 

Kok investor sering melirik emas sebagai instrumen investasi? Selain tahan karat dan inflasi, harga emas cenderung stabil ketika ekonomi sedang memburuk dan bisa naik setiap tahun. Makanya logam mulia itu juga cocok bagi investor pemula. Ditambah lagi emas merupakan instrumen yang sangat likuid alias mudah dicairkan menjadi uang tunai.

Kamu juga bisa menemukan logam mulia itu dengan mudah. Selain di toko, Sobat Treasury juga bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa dijadikan pilihan. Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.

Treasury juga menyediakan banyak keuntungan, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi serta legalitas dan keamanannya terjamin karena sudah terdaftar di otoritas terkait. Transaksi Treasury pun juga terjamin keamanannya karena menggunakan double verification.

Fitur-fitur ciamik pun siap mempermudah kamu berinvestasi dan merencanakan keuangan. Misalnya, fitur Cetak Emas untuk mencetak emas digital menjadi logam mulia batangan bagi kamu yang ingin memegang fisiknya, serta Panen Emas dimana kamu bisa menumbuhkan aset kamu dengan bunga s.d 9% p.a!

Menarik, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang agar kamu bisa menggunakan fitur-fitur lainnya!

 

Artikel Populer
Berita, Kabar Emas
Data Inflasi Amerika Pengaruhi Pergerakan Harga Emas Pekan Ini
Dayinta
Senin, 13 Mei 2024
Harga Emas Hari Ini 21
Berita, Kabar Emas
Terus Menguat, Harga Emas Hari Ini Senin 21 Oktober 2024 Pecah Rekor Lagi
Dayinta
Senin, 21 Oktober 2024
Tips Keuangan
Cara Jitu Siasati Gaji yang Sering Habis di Tengah Bulan
Treasury Author
Selasa, 21 Juni 2022