Harga emas berbalik melemah pada perdagangan hari ini, Selasa 28 Juni 2022. Jika sebelumnya terangkat karena larangan impor emas dari Rusia, kini pergerakan logam mulia tertahan oleh kecemasan investor akan potensi resesi dan data ekonomi AS.
Dikutip dari data Treasury, harga emas saat ini tak lagi berada di level Rp900 ribuan per gram. Kini, harganya menggelinding dari Rp899.366 menjadi Rp898.754. Bahkan, sempat menyentuh level terbawah di Rp898.007.
Bagaimana dengan harga emas di pasar spot? Dikutip dari Liputan6.com, harganya melemah 0,22 persen ke US$1.822,3 per ons. Begitu pula dengan emas berjangka yang harganya melorot 0,36 persen ke US$1.823,7 per ons.
Analis senior OANDA, Edward Moya, mengatakan prospek harga emas ke depannya bisa beragam karena ada ketidakpastian besar. Hal ini disebabkan oleh peluang bank sentral AS, Federal Reserve, yang menaikkan suku bunga acuan secara agresif. Sebaliknya, risiko resesi ada di depan mata.
“Namun, emas masih terlihat menarik dalam jangka panjang karena risiko resesi untuk akhir tahun,” kata Moya.
Disebutkan juga bahwa yang membatasi pergerakan emas adalah kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Dilansir dari Bisnis, data perekonomian Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa pesanan barang tahan lama naik 0,7 persen pada Mei 2022, lebih baik daripada perkiraan yang hanya meningkat 0,1 persen.
Kemudian, data National Association of Realtors menunjukkan penjulan rumah yang tertunda di sana naik 0,7 persen pada Mei 2022.
Larangan Impor Emas dari Rusia Masih Berpengaruh?
Pergerakan harga emas juga dipengaruhi oleh sikap investor yang menanti kebijakan bank sentral Eropa, ECB. Sekadar informasi, ECB berencana akan menaikkan suku bunganya. Ini merupakan yang pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Tak hanya moneter, larangan impor emas dari Rusia juga berpengaruh terhadap pergerakan emas. Managing Partner di SPI Asset Management, Stephen Innes, mengatakan sanksi tersebut hanya punya dampak fundamental terbatas.
Ya, Inggris, AS, Jepang, dan Kanada berencana melarang impor emas dari Rusia. Rencana ini merupakan bagian dari pengenaan sanksi terhadap Rusia atas invansinya ke Ukraina.
“Tidak banyak emas yang diekspor ke negara-negara G-7, terutama karena kurangnya penerbangan dari Rusia sejak perang dimulai. Dampak pada harga emas sejauh ini dapat diabaikan,” kata Innes.
Analis lainnya, dilansir Kitco, mencatat sanksi ini hanya berlaku untuk negara-negara G-7. Ada dua negara konsumen emas terbesar, China dan India, yang bisa terus membeli logam mulia dari Rusia. Apalagi, mengingat Rusia merupakan produsen emas terbesar kedua di dunia, menurut data World Gold Council. Produksinya sekitar 10 persen dari produksi dunia. Kepemilikan emasnya meningkat tiga kali lipat sejak mengakuisisi Krimea pada 2014.
Malah, kata editor Agora Financial, Byron King, menyebutkan sanksi yang dikenakan Barat terhadap Rusia bisa jadi bumerang karena harga minyak dan makanan terus meroket.
King juga memprediksi harga emas akan terus naik dan merekomendasikan investor tetap memegang logam mulia ini secara fisik dalam portofolio sebagai aset safe haven dan lindung nilai.
Sepakat Larang Impor Emas Rusia
Sebelumnya, para pemimpin negara G-7 akan melarang impor emas Rusia dengan alasan invansi negara itu ke Ukraina. Hal ini dikonfirmasi oleh Presiden AS, Joe Biden.
“Kami akan melarang impor emas Rusia, ekspor utama yang menghasilkan puluhan miliar dolar untuk Rusia,” cuit Biden di akun Twitternya pada Minggu 26 Juni 2022.
Larangan impor ini menjadi bagian dari sanksi-sanksi yang dijatuhkan Barat kepada Rusia sejak serangannya ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Tercatat, AS, Kanada, dan sekutunya di Eropa sepakat untuk menghapus bank-bank utama Rusia dan sistem pesan antar bank, SWIFT, yang secara efektif memutuskan negara itu dari sebagian besar sistem keuangan global.
Pemerintah Inggris juga mengumumkan hal yang serupa tentang larangan impor emas Rusia. Larangan ini berlaku untuk emas yang baru ditambang dan emas murni.