Salah satu keberagaman budaya di Indonesia adalah perhiasan tradisional. Perhiasan tradisional ini punya kesamaan desain bentuk, tata letak, dan fungsinya. Benda itu juga punya makna simbolis yang menunjukkan ciri identitas sosial budaya suatu etnis. Kalau dilihat dari pemakaiannya, perhiasan melambangkan keagungan, kemegahan, serta kesucian dan kehidupan, Sobat Treasury. Perhiasan tradisional biasanya digunakan untuk pernikahan atau perayaan lainnya yang bersifat suka cita.
Ada satu perhiasan tradisional yang bentuknya unik, yaitu taiganja. Taiganja ini berasal dari kata “tai” yang berarti “perut” dan “ganja” yang berarti “bentuk”. Perhiasan ini berasal dari Suku Kaili di Sulawesi Tengah.
Menariknya, bentuk taiganja ini menyerupai vagina. Masyarakat Suku Kaili percaya bentuk ini merupakan awal kehidupan manusia. Bentuk ini juga menyimbolkan kesuburan serta perasaan cinta dan hati yang tulus. Perhiasan ini sering digunakan untuk hantaran pernikahan dan dipakai oleh perempuan. Umumnya, taiganja dipakai oleh masyarakat Suku Kaili di Lembah Palu, Poso, dan Sigi, Sulawesi Tengah. Perhiasan itu dipakai sebagai medali, kalung, anting, atau kepala sabuk.
Tidak Hanya di Sulawesi Tengah
Dalam buku “Ethnographical Studies in Celebes, Results of the Author’s Expedition to Celebes 1917–1920, Volume 6, Art in Central Celebes”, etnografer asal Swedia, Walter Kaudern, mencatat ada 10 motif ukiran taiganja. Ornamen taiganja ini tidak hanya ditemukan di Sulawesi Tengah, tetapi juga beberapa daerah di Indonesia. Ada temuan taiganja di Minahasa, Sulawesi Utara.
Seorang ilmuwan dari Belanda, Albert Christian Kruyt, menemukan perhiasan bermotif ini di Filipina yang bernama lingling-o dan di Sumba yang bernama mamuli. Pada akhir 1800-an, Kruyt pernah bertanya kepada masyarakat Kulawi tentang ornamen taiganja. Ornamen ini, kata dia, dua yang melengkung ke atas itu (seperti) tanduk kerbau dan yang ke samping adalah capit kepiting.
Kalau merunut proses pembuatannya, kala itu, perhiasan ini diperkirakan tidak dibuat secara massal. Ada kemungkinan taiganja dibuat dengan teknik tuang. Logam yang telah dipanaskan, dimasukkan ke dalam wadah cetakan. Bahkan, perhiasan taiganja ini pernah dilelang oleh Balai Lelang Danielle Elizabeth Auction di Queenslad, Australia. Perhiasan ini dilelang di kisaran harga 80 dolar Australia-140 dolar Australia (Rp1,18 juta-Rp2,08 juta).
Fungsi Perhiasan Taiganja
Lalu, apa fungsi perhiasan taiganja? Selain mempercantik diri, perhiasan tradisional juga punya fungsi-fungsi lain, seperti status sosial hingga bekal kubur. Fungsi lain ini juga dimiliki oleh taiganja selain untuk mempercantik diri.
Perhiasan taiganja biasanya dipakai untuk melambangkan status sosial berdasarkan bahannya. Pada umumnya, perhiasan terbuat dari emas, perak, perunggu, dan tembaga. Bahan ini menentukan status sosial pemakainya. Semakin tinggi status sosial seseorang, jumlah taiganja yang dipunya pun semakin banyak. Taiganja juga sering digunakan sebagai jimat. Dengan memakai perhiasan ini, sang pemakai berharap bisa terlindung dari gangguan roh jahat.
Sobat Treasury, ada lagi, lho, yang mendapatkan sentuhan tradisional, yaitu Koin Nusantara. Koin emas ini punya desain yang terinspirasi dari dinar dan budaya di Nusantara. Koin Nusantara diproduksi oleh PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) untuk Treasury. Ada dua jenis Koin Nusantara, yaitu Edisi 1 Dinar Padang yang seberat 4,4 gram dan Edisi 0,5 Dinar Lombok yang berukuran 2,2 gram.
Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.
Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2×24 jam.
Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!