Sobat Treasury, apakah THR Lebaran kamu sudah kelihatan hilalnya?
THR ini memang diberikan dari perusahaan kepada pekerjanya agar bisa memenuhi kebutuhan hari raya. Menurut Financial Planner dari ZAP Finance, Prita Ghozie, saat live dengan Treasury, menilai THR termasuk ke penghasilan yang sifatnya tidak rutin. Jumlahnya pun ada yang tidak sama dengan gaji setiap bulan. Ada yang menerima 1 kali gaji, 2 kali gaji, serta tidak full karena masa kerjanya kurang dari setahun.
Agar tidak cepat menguap, tentu saja uang itu harus dikelola dengan baik. Lantas, bagaimana caranya mengelola THR dengan bijak?
Pertama, membuat skala prioritas. Ada tiga urutan prioritas pengeluaran THR, yaitu kewajiban, kebutuhan, dan keinginan. Kewajiban ini merupakan prioritas utama untuk alokasi pengeluaran THR. Isinya apa? Ada zakat fitrah dan zakat maal. Prita menilai THR menjadi momen yang pas untuk membayar zakat maal. “Zakat fitrah ini sesuai dengan kepala. Kalau maal, nasab. Kalau mau keluarin maal, THR bagus banget buat bantu bayar,” kata dia.
Kewajiban selanjutnya adalah membayar THR pekerja yang bekerja untuk kita. Misalnya, Sobat Treasury adalah seorang karyawan dan memiliki ART atau sopir pribadi. Kamu bisa membayarkan tunjangan itu dari THR yang kita terima dari perusahaan. Lalu, bagaimana jika kamu seorang pengusaha? Maka, uang THR yang dibayarkan kepada para pekerja diambil dari uang bisnis yang kamu jalankan.
Prita menambahkan, angpao Lebaran bisa dimasukkan ke dalam pos kewajiban. Tapi, memberikan amplop THR ini harus menyesuaikan kondisi finansial.
Kalau beli baju baru, ini masuk ke pos mana?
Kalau kewajiban ini sudah dipenuhi, barulah masuk ke kebutuhan dan keinginan. Prita menambahkan bahwa beli baju baru atau gadget baru untuk Lebaran itu bukanlah masuk ke kebutuhan, tetapi keinginan.
Ketua LAZISNU PBNU, Habib Ali Hasan Al Bahar, sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW, umat Muslim disarankan memakai pakaian bersih dan bagus ketika menunaikan sholat Ied. Membeli baju baru pun tidak apa, asalkan mampu. Menurut Habib, membeli baju baru pun bukanlah suatu kewajiban untuk merayakan Idul Fitri. Yang terpenting, harus tampil bersih, bagus lahir dan batin.
Kedua, membuat anggaran THR. Prita menyarankan anggaran sebesar 20 persen untuk zakat fitrah dan maal, 20 persen untuk THR pekerja, angpao, dan sedekah dan 40 persen kebutuhan Lebaran.
Prita menambahkan, kalau misalnya ingin memberikan angpao Lebaran lebih banyak kepada orang tua, Sobat Treasury bisa menekannya dari pos kebutuhan. Misalnya, ada anggaran 20 persen untuk pos THR pekerja, angpao Lebaran, dan sedekah. Tapi, setelah memberikan THR pekerja, sisanya tinggal 7 persen. Kamu bisa mengurangi pos kebutuhan untuk memberikan angpao lebih banyak kepada saudara.
“Dahulukan THR untuk pekerja karena merupakan kewajiban,” kata dia.
Ketiga, tidak melupakan dana darurat dan investasi. Prita menyarankan 20 persen sisanya dialokasikan ke dana darurat, investasi, atau tujuan keuangan lainnya seperti tabungan menikah. Kamu bisa tempatkan dana darurat dan investasimu di sini.
Sobat Treasury, ada tempat yang bagus untuk menempatkan sisa uang THR. Yaitu, emas. Mengapa emas?
Logam mulia itu terkenal sebagai tahan karat dan aman dari gerusan inflasi. Harganya pun cenderung stabil dan naik setiap tahun. Kamu juga bisa membeli emas dengan mudah dan cepat. Nggak perlu ribet pergi ke toko, Sobat Treasury bisa membelinya melalui aplikasi smartphone.
Treasury, platform emas digital yang tepat bagimu untuk investasi. Harga logam mulia yang ditaarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada segelas es kopi kekinian, kan?
Fitur-fitur yang ditawarkan Treasury pun sangat menarik. Salah satunya adalah Rencana Emas yang bisa membantumu untuk merencanakan keuangan masa depan. Kamu juga bisa mencetak emas digital menjadi logam mulia batangan, lho, melalui fitur Cetak Emas. Legalitas Treasury tak perlu kamu ragukan karena sudah mengantongi izin dari Bappebti. Sistem elektroniknya pun sudah terdaftar di Kominfo.
Gimana? Menarik kan? Yuk download Treasury sekarang!
