Sobat Treasury, generasi anak muda saat ini mungkin tidak banyak tahu tentang Dinar dan Dirham. Nah, mumpung kalian masih muda, yuk kita pelajari apa itu Dinar dan Dirham. Siapa tahu kamu jadi tertarik untuk investasi. Dinar relatif aman untuk investasi. Dinar sendiri merupakan koin atau keping emas yang awalnya dipakai sebagai alat transaksi.
Sedangkan dirham yang terbuat dari perak. Sama halnya dengan dinar, dirham juga banyak digunakan sebagai pengaman aset agar tak tergerus inflasi. Saat ini, dua keping emas dan perak ini mulai dilirik sebagai alternatif investasi. Bahkan, banyak kalangan yang menggunakan dua koin logam mulia ini sebagai mahar pernikahan, hadiah, hingga pembayaran zakat.
Di Indonesia koin tersebut bukan digunakan untuk alat pembayaran melainkan investasi atau collectible item atau barang koleksi. Meskipun tidak bisa digunakan untuk bertransaksi, investasi menggunakan mata uang dinar dan dirham cukup menguntungkan karena nilainya cenderung stabil. Sehingga dengan menyimpan dinar dan dirham bisa jadi salah satu instrument dari investasi dan hedging.
Awal Kemunculan Dinar dan Dirham
Dinar adalah mata uang emas dari bahasa Arab dan Persia yang berasal dari kata Denarius, yang merupakan mata uang Romawi kuno. Sedangkan Dirham adalah mata uang perak yang banyak digunakan di Persia hingga bagian utara Afrika. Dirham berasal dari kata Yunani, Drakhma, yang juga mata uang di sana.
Dinar emas berdasarkan Hukum Syari’ah Islam adalah uang emas murni yang memiliki berat 1 mitsqal atau setara dengan 1/7 troi ons atau memiliki berat 4,25 gram. Sedangkan Dirham perak Islam berdasarkan ketentuan Open Mitqal Standard (OMS) memiliki kadar perak murni dengan berat 1/10 troi ons, atau setara dengan 3,11 gram.
Dan ketika era kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di tanah Arab, Dinar dan Dirham mulai digunakan sebagai mata uang alat tukar dalam transaksi perdagangan. Pada saat itu, selain menetapkan Dinar dan Dirham sebagai alat tukar yang sah dalam perdagangan, Rasulullah SAW juga menstandarkan tiga jenis Dirham yang beredar kala itu menjadi satu jenis Dirham, yakni Dirham 14 qirat.
Dalam proses penimbangan bobot Dinar dan Dirham sendiri, Nabi Muhammad SAW dibantu oleh seorang sahabatnya, yakni Arqam bin Abi Arqam. Dia adalah seorang ahli tempa emas dan perak pada masa itu. Pada masa Umar bin Khatab, ia menegaskan perihal timbangan atau bobot berat emas dan perak, yakni 7 Dinar bobot atau nilainya setara dengan 10 Dirham. Selain itu, Umar pun memerintahkan agar Dinar dan Dirham pada masa itu diberi tulisan hamdalah dan Muhammad Rasulullah.
Setelah era Muhammad, adapun Dinar dijadikan mata uang pertama milik pemerintahan Islam baru lahir ketika masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan. Tepatnya, sekitar 50 tahun pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Adapun bobot atau berat Dinar Abdul Malik bin Marwan mengacu pada Solidus, yakni mata uang Romawi Byzantium yang lazim beredar saat itu. Ia tidak membuatnya berdasarkan standar mitsqal yang biasa digunakan pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Keunggulan Dinar Emas
Dinar adalah koin emas yang memiliki kandungan emas murni. Karena memilki nilai intrinsik, Dinar memiliki nilai yang lebih stabil dibandingkan dengan uang. Bahkan negara seperti Malaysia, Turki, Iran, dan Qatar berencana menggunakan Dinar sebagai alat transaksi perdagangan mereka dan menggantikan mata uang Dollar Amerika Serikat.
Ide menggunakan Dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional dikemukakan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, pada 2019 di Konferensi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Penggunaan Dinar bertujuan agar tidak ketergantungan dengan satu atau dua mata uang yang memiliki nilai tidak stabil atau fluktuatif.
Maklum saja, uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna. Apabila fungsi dari uang itu sendiri telah berubah dari esensi dasarnya, akan mengakibatkan terjadinya inflasi dan deflasi. Sementara itu dalam sejarah Islam telah membuktikan bahwa mata uang emas dan perak dapat menghindarkan masyarakat dari bencana ekonomi, seperti inflasi dan deflasi.
Dinar Kuwait contohnya. Dinar Kuwait disebut-sebut sebagai mata uang tertinggi di dunia. Nilai tukar satu dinar ini sama dengan Rp48.767 (per hari Kamis (29/06/2023), tentunya angka ini lebih tinggi dari nilai tukar ke dolar AS atau bahkan poundsterling. Tingginya nilai tukar dinar Kuwait salah satunya karena negara tersebut menggunakan standar nilai tukar tetap. Singkatnya, dalam aturan moneter dunia, suatu negara bisa menetapkan tiga jenis rezim nilai tukar mata uang yakni mengambang (floating), tetap (flat), dan campuran di antara keduanya.
Tingginya nilai mata uang Kuwait lebih karena negara tersebutlah yang menetapkan nilai tukarnya sendiri. Namun selalu ada beberapa pertimbangan untung rugi ketika menetapkan nilai tukar mata uangnya sendiri terhadap mata uang asing. Kekuatan mata uang suatu negara tidak selalu mencerminkan kekuatan ekonomi negara tersebut. Berbeda dengan pound sterling yang nilai mata uangnya perkasa dan juga didukung ekonomi yang kuat dari negara penerbitnya.
Keuntungan Kuwait Sementara itu dikutip dari Investopedia, Kuwait selama ini berani menetapkan tinggi mata uang dinar miliknya karena lebih dari 80 persen pendapatannya berasal dari ekspor minyak dan gas. Nilai tukar yang bersifat stabil terhadap mata uang dunia seperti dollar dan euro memungkinkan pemerintah Kuwait lewat KIA, bisa terus menimbun keuntungan besar dari penjualan minyaknya untuk kemudian digelontorkan sebagai investasi ke berbagai negara tanpa perlu khawatir dengan fluktuasi nilai tukar.
Cocok Untuk Investasi
Sama seperti halnya emas batangan, nilai emas cenderung selalu naik setiap tahunnya, sehingga menyimpan emas hampir tak memiliki risiko nilainya tergerus inflasi. Saat ekonomi Indonesia dan global diliputi ketidakpastian biasanya akan memicu kenaikan harga emas, termasuk harga koin dinar.
Koin dinar juga merupakan alat tukar yang diakui secara global. Meski di Indonesia tak lazim digunakan sebagai alat tukar, di sejumlah negara, khususnya negara-negara Timur Tengah, dinar populer digunakan sebagai alat transaksi atau bisa juga dicairkan dengan uang tunai sesuai harga emas yang berlaku (likuid). Dinar juga selayaknya logam mulia lain, sehingga bisa dijual di toko-toko emas. Bahkan harga jualnya cukup tinggi jika dijual di kalangan tertentu sesama pengguna dinar.
Hal yang juga harus diingat jika Dinar bukanlah alat yang sah untuk digunakan sebagai transaksi jual-beli di Indonesia. Selain itu, harus membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% karena dinar termasuk kategori perhiasan. Dan yang paling penting jangan lupakan zakat kepemilikan Dinar yang sama halnya dengan emas. Kamu wajib membayar zakatnya. Nisab dinar adalah 20 koin atau 85 gram, yang artinya tiap 85 gram dinar, Anda harus membayar zakat sebesar 2,5% setelah 1 tahun kepemilikan.
Salah satu alasan utama mengapa Dinar sangat cocok untuk investasi karena nilainya yang cenderung stabil. Dan selayaknya seperti emas kepingan, harga Dinar selalu naik dalam jangka waktu yang panjang. Dinar memiliki nilai standar, yakni tiap kepingnya setara dengan emas 22 karat dan berat 4,25 gram. Namun kamu harus hati-hati untuk investasi Dinar, apalagi bagi kamu yang pemula. Untuk membeli Dinar atau koin emas alangkah baiknya beli dari perusahaan terpercaya yang membubuhkan sertifikat di setiap Dinar.
Jika mulai banyak negara yang menggunakan Dinar, tentu saja nilai koin emas tersebut bakal ikut meroket. Dinar atau yang lebih familiar disebut koin emas di Tanah Air, kini sudah bisa dengan mudah didapatkan. Bahkan, sudah banyak perusahaan di Indonesia yang memproduksi Dinar.
Koin Nusantara
Sobat Treasury, salah satu yang memproduksi Dinar adalah Treasury, lewat produk andalan Koin Nusantara. Koin Nusantara edisi Dinar memiliki elemen desain yang terinspirasi dari keunikan masjid yang menjadi ciri khas lokal area nusantara & kekayaan warisan motif kain di Indonesia.
Koin Nusantara edisi Dinar milik Treasury adalah koin emas dengan kandungan emas 24 karat dengan kemurnian 99.99 persen yang diproduksi secara eksklusif oleh PT Untung Bersama Sejahtera untuk Treasury. Elemen desain pada Koin Nusantara terinspirasi dari kekayaan warisan budaya Indonesia.
Koin Nusantara edisi Dinar tersedia dalam empat karya, yaitu Koin Nusantara edisi 1 dinar Padang (4,4 gram), 1/2 dinar Lombok (2,2 gram), ¼ Dinar Aceh (1,1 gram), ⅛ dinar Makassar (0,55 gram), 1/16 dinar Surabaya (0,275 gram).
Ada juga Koin Nusantara edisi Kusuma Indonesia yang mengambil nilai nilai dan filosofi dari bunga khas nusantara. Koin Nusantara edisi Kusuma Indonesia tersedia dalam dua karya, yaitu edisi puspa pesona (0,2 gram) dan puspa bangsa (0,1 gram).
Selain itu ada Koin Nusantara edisi Puspa Pesona yang terinspirasi dari kekayaan flora Indonesia dengan mengusung kecantikkan salah satu bunga nasional, anggrek bulan putih. Puspa Pesona merepresentasikan penghormatan dan keanggunan.
Koin Nusantara juga dilengkapi sertifikat resmi yang akan diterbitkan oleh PT Untung Bersama Sejahtera selaku produsen bersama dengan Treasury sebagai jaminan keaslian bagi para Pengguna Treasury. Menarik kan?
Sobat Treasury dapat melakukan pembelian Koin Nusantara secara langsung melalui website treasury.id atau dengan mencetak Koin Nusantara dengan simpanan Emas yang dimiliki Pengguna dalam Apps Treasury.